Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan kekhawatirannya atas meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah antara Israel dengan Iran. Di mana, baru saja pada pagi ini Jumat (19/4/2024) Israel telah menyerang Iran.
Serangan Israel ke Iran berefek pada melonjaknya harga minyak mentah dunia. Mengutip Refinitiv pada Jumat (19/4/2024) pukul 09.23 WIB harga minyak mentah acuan Brent melejit 3,5% ke US$ 90,14 per barel. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,61% ke US$85,80 per barel.
Menteri Arifin pun tak menampik bahwa serangan Israel ke Iran membuat harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan. “Tadi pagi subuh naik US$ 90 (per barel) lagi. Mudah-mudahan ini ya udah lah cubit-cubitannya (Israel-Iran) cukup. Menteri Luar Negeri Iran kita akan respons. itu yang dikhawatirin,” terang Menteri Arifin di Kantor Ditjen Migas, Jumat (19/4/2024).
Kekhawatiran Menteri Afirin lebih kepada stok BBM dan LPG di Indonesia, pasalnya stok tergantung atas komoditasnyanya di mana stok BBM Indonesia misalnya sampai 17 – 30 hari.
“Kita cek Pertamina termasuk juga LPG, ini kan penting. Makanya itu kita untuk mensecure energi kita punya banyak program seperti Jargas, Kompor Listrik dan ini menjadi peringatan kita untuk acelerate,” jelas Menteri Arifin.
Yang jelas, tambah Menteri Arifin, naiknya harga minyak mentah dunia ini belum akan mempengaruhi harga BBM di dalam negeri terkhusus sampai pada bulan Juni 2024 ini.
Pemerintah pun diketahui sudah membahas mengenai harga BBM yang ditahan hingga Juni 2024 itu. “Sampai Juni kita upayakan dengan stok, setelah juni harus ada langkah yang pas kalau konflik belum berkesudahan. Maka Perpres 191 itu kan memang untuk mengalokasikan kepada yang berhak subsidi, itu dulu yang perlu diterapkan, jangka pendek itu,” tegas Menteri Arifin.
Artikel Selanjutnya
Hadapi Krisis Iran-Israel, Begini 3 Strategi Kabinet Jokowi
(pgr/pgr)