Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah, seusai Israel menyerang balik Iran.
Bank Indonesia (BI) pun telah memperkuat posisinya di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi yang semakin gencar.
“Kami masuk pasar dengan lebih bold hari ini, untuk menjaga confidence pasar,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI, Edi Susianto, kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/4/2024).
BI menilai, serangan balik Israel ke Iran dampaknya terlihat transmisinya melalui pasar non delivery forward (NDF) di offshore. Di NDF offshore mata uang non dollar, kata Edi telah mengalami pelemahan serentak terhadap dolar AS.
“Sehingga Rupiah dibuka di spot market domestik juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS,” tegasnya.
Dilansir dari Refinitiv pukul 09:16 WIB, rupiah melemah 0,62% di angka Rp16.270/US$. Rupiah dan IHSG kembali merana di tengah memburuknya kembali sentimen pasar global, setelah Israel merespons serangan balasan Iran pada Sabtu lalu.
Israel dilaporkan baru saja menyerang Iran. Dilansir ABC News, Jumat (19/4/2024), misil Israel telah menghajar satu lokasi di Iran.
CNN melaporkan setidaknya delapan penerbangan telah dialihkan dari ruang udara Iran. Situs web pemantau penerbangan Flight Radar 24 memperlihatkan banyak penerbangan dialihkan dari Iran pada hari ini, waktu setempat.
Adapun serangan balasan Iran ke Israel pada Sabtu lalu dimaksudkan sebagai balas dendam atas serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, 1 April lalu. Serangan di Damaskus itu telah menewaskan dua jenderal Iran.
Artikel Selanjutnya
Makin Banyak Negara Ikuti Indonesia Tinggalkan Dolar AS
(haa/haa)