Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa serangan Israel ke Israel mempunyai lima dampak yang cukup serius, terutama bagi perekonomian Indonesia.
Pertama, konflik berkepanjangan ini dapat memicu lonjakan harga minyak mentah. Sebagai negara penghasil minyak ke 7 terbesar di dunia, produksi dan distribusi minyak Iran bisa terpengaruh.
“Harga minyak yang melonjak berimbas ke pelebaran subsidi energi hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam,” ungkap Bhima kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/4/2024).
Kedua, keluarnya aliran investasi asing dari negara berkembang karena meningkatnya risiko geopolitik. Kondisi ini juga akan membuat investor mencari aset yang lebih aman, baik emas dan dollar AS sehingga rupiah bisa saja melemah hingga 17.000 per dollar.
Ketiga, kinerja ekspor Indonesia ke Timur Tengah, Afrika dan Eropa akan terganggu. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan melambat di kisaran 4,6-4,8% tahun ini.
Keempat, menimbulkan dorongan inflasi karena naiknya harga energi sehingga tekanan daya beli masyarakat bisa semakin besar. “Rantai pasok global yang terganggu perang membuat produsen harus cari bahan baku dari tempat lain, tentu biaya produksi yang naik akan diteruskan ke konsumen,” tambahnya.
Kelima, suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama bahkan ada risiko suku bunga naik. Bagi masyarakat yang mau membeli kendaraan bermotor hingga rumah lewat skema kredit siap siap bunga nya akan lebih mahal.
Mengutip Refinitiv pada Jumat (19/4/2024) pukul 09.23 WIB harga minyak mentah acuan Brent melejit 3,5% ke US$90,14 per ton. Sementara mintak West Texas Intermediate (WTI naik 3,61% ke US$85,80 per ton.
Dilansir ABC News, Jumat (19/4/2024), misil Israel telah menghajar satu lokasi di Iran. “Ada beberapa laporan yang belum dikonfirmasi mengenai ledakan di Timur Tengah,” kata kepala penelitian komoditas ING, Warren Patterson
Artikel Selanjutnya
Video: Iran Eksekusi Intel Mossad, Ini Informasi Rahasianya!
(pgr/pgr)