Jakarta, CNBC Indonesia – Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip menilai ketergantungan masyarakat akan uang tunai masih sangat tinggi.
Hal ini terlihat dari antisipasi sejumlah bank yang menyediakan uang kas dengan jumlah sangat besar dalam menunjang kebutuhan masyarakat jelang Lebaran.
“Mungkin sebaiknya ketergantungan pada uang tunai perlu dikurangi di masa yang akan datang,”kata Sunarsip kepada CNBC Indonesia.com, JUmat, (12/4/2024).
Melihat hal itu ia pun mengimbau agar para pihak di industri keuangan lebih gencar lagi mendorong penggunaan QRIS sebagai alternatif pembayaran, khususnya di daerah-daerah wisata atau tujuan mudik.
“Pemudik masih merasakan kesulitan melakukan transaksi non-tunai di pasar-pasar di daerah tujuan mudik. Di sisi lain, masyarakat pemudik yang umumnya dari kota besar telah membiasakan diri tidak menyimpan kas dalam jumlah besar,” pungkasnya.
Sunarsip menilai pada dasarnya bank sudah memiliki pengalaman yang cukup baik dalam mengantisipasi setiap terjadi peristiwa lebaran.
“Sejauh ini, kita tidak pernah mengalami misalnya peristiwa masyarakat gagal melakukan transaksi baik tarik tunai ataupun transaksi lainnya di berbagai anjungan yang telah disediakan bank. Terlebih saat ini, media pembayaran sudah semakin beragam dengan adanya QRIS,” jelas Sunarsip.
Namun apabila penetrasi penggunaan QRIS dapat didorong, maka ke depan penggunaan uang kas akan semakin terbatas pada kegiatan yang bersifat kekeluargaan seperti pemberian hadiah atau angpao, atau sejenisnya. Kemudian untuk transaksi pembayaran dapat dijalankan melalui non-kas (cashless).
“Kalau ini bisa dijalankan, rasanya kewajiban Bank Indonesia dan bank untuk menyediakan kas juga dapat dikurangi pada setiap peristiwa lebaran dan hari-hari besar lainnya,” tutupnya.
Artikel Selanjutnya
Tarik & Setor Tunai Beda Bank Lebih Murah Dengan QRIS
(dpu/dpu)