Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah momen Lebaran/Idul Fitri 2024, para pemudik mulai bersiap-siap untuk kembali ke perantauan demi mengadu nasib.
Sama halnya dengan arus mudik, arus balik pun kerap ditandai dengan kemacetan lalu lintas. Untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran mudik, ada sejumlah rekayasa lalu lintas dan pembatasan yang telah disiapkan Korlantas Polri.
Di antaranya pemberlakuan one way, contraflow, ganjil-genap, sampai dengan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang sumbu III.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Brigjen Pol Aan Suhanan mengatakan skema rekayasa lalu lintas yang dilakukan saat arus mudik akan diberlakukan pula pada arus balik.
Rekayasa lalu lintas di arus balik akan dilaksanakan pada 12 April 2024 sampai dengan 15 April 2024 dan mulai diberlakukan pada pukul 14.00 – 24.00 WIB. Sedangkan pada tanggal 16 April akan mulai diberlakukan pukul 08.00-24.00 WIB.
“Akan kita berlakukan ganjil-genap pada ruas KM 414 sampai KM 0 Jakarta- Cikampek,” kata Aan.
Kemudian untuk pembatasan operasional kendaraan sumbu III ke atas, kata Aan, juga akan dilaksanakan untuk mengurangi operasional kendaraan yang kecepatannya memang di bawah kecepatan yang diharuskan.
“Ini akan dimulai pada 5 April pada pukul 09.00 WIB sampai 16 april pukul 08.00 WIB. Ini untuk di tol maupun non-tol pemberlakuan pembatasan angkutan barang sumbu 3 ke atas. Ada pengecualian untuk barang-barang pokok penting, dan barang-barang yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan arus mudik dan balik,” terang dia.
Lebih lanjut Aan menilai, rekayasa lalu lintas dan pembatasan pada angkutan barang sumbu III diperlukan untuk kenyamanan dan kelancaran arus lalu lintas. Dikarenakan hasil daripada simulasi yang dilakukan pihaknya, apabila tidak dilaksanakan rekayasa lalu lintas tersebut didapat V/C Ratio di angka 1,21.
“Contoh di jalan tol KM 48 sampai dengan KM 66 ini V/C Ratio-nya ada di 1,21 apabila kita tidak melakukan pembatasan, kemudian penerapan ganjil-genap, contraflow, one way. Artinya ini V/C Ratio yang tidak direkomendasikan. Sampai kita dapatkan V/C ratio 0,73 setelah disimulasikan penerapan ganjil-genap,” terang Aan.
“V/C Ratio 0,73 ini angka yang moderat pada saat situasi padat dan dilakukan intervensi dengan rekayasa lalu lintas seperti di pemaparan. Apabila V/C Ratio 0,7 maka kecepatannya ada di 45-55 km/jam. Ini saya kira kecepatan yang masih dibilang lambat. Namun, karena kepadatan arus lalu lintas pada saat puncak arus, kita mendapatkan kecepatan di jalur tol Jakarta-Cikampek ada di kecepatan 45-55 km/jam,” ia memungkasi.
Artikel Selanjutnya
Tol Jakarta-Cikampek One Way Nataru, Cek Jadwal 26 Desember
(fab/fab)