Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagian dari Anda pasti sudah mengenal lirik lagu ini:
“Setelah berpuasa satu bulan lamanya. Berzakat fitrah menurut perintah agama. Kini kita beridul fitri berbahagia. Mari kita berlebaran bersuka gembira. Berjabatan tangan sambil bermaaf-maafan. Hilang dendam habis marah di hari lebaran. Minal aidin wal faidzin”
Jika belum tahu itulah secuplik lirik dari lagu legendaris yang sering diputar saat Idulfitri, yakni “Selamat Hari Lebaran” yang kini sudah berulangkali dinyanyikan ulang oleh banyak penyanyi.
Namun, belum banyak orang tahu sebenarnya lagu tersebut dibuat dan dinyanyikan pertama kali bukan oleh penyanyi kontemporer. Tapi, dibuat oleh Ismail Marzuki pada 1952. Dan lebih jauh lagi, lagu tersebut bukan hanya untuk merayakan idul fitri, tapi buat menyindir perilaku korupsi.
Sindiran itu tertuang dalam lirik asli lagu tersebut, yakni “Lan taun hidup prihatin. Kondangan boleh kurangin. Korupsi jangan kerjain.” Menurut Nino Leksono dalam Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman (2014), alasan Ismail menyematkan kejadian korupsi di lagu idul fitri tentu disebabkan oleh situasi zaman itu.
Di tahun-tahun lagu tersebut lahir, memang korupsi sangat merajalela. Para pejabat pemerintahan sering melakukan aksi suap-menyuap yang menguntungkan dirinya sendiri.
Pada 1950-an banyak program-program kabinet tidak berjalan mulus karena adanya korupsi. Biasanya perilaku korupsi dilakukan oleh para politisi, birokrat, dan pengusaha. Akibat sudah sistematis, korupsi di era Orde Lama pun sulit dibasmi. Perilaku tidak terpuji inilah yang jadi sorotan Ismail Marzuki dalam lagu “Selamat Hari Lebaran”.
Ninok Leksono menyebut Ismail secara tidak langsung ingin turut serta mengajak masyarakat memberantas korupsi. Dia geram karena korupsi tak kunjung dibasmi dan masih merajalela. Atas dasar ini, dia berupaya membuat lagu populer untuk menarik masyarakat. Namun, seiring waktu, upaya Ismail itu gagal terwujud karena korupsi masih merajalela.
Menariknya, seiring pergantian kekuasaan ke era Orde Baru, lirik lagu yang menyinggung korupsi itu dihapus oleh penyanyi lain. Begitu juga di masa sekarang. Penyanyi-penyanyi yang mendaur ulang lagu tersebut tak lagi menyisipkan pesan korupsi sesuai lirik asli.
Adapun satu penggal lirik asli adalah sebagai berikut:
“Maafkan lahir dan batin. lang taon hidup prihatin. Kondangan boleh kurangin. Korupsi jangan kerjain”.
Artikel Selanjutnya
Diguncang Skandal Korupsi, Menteri Singapura Mundur
(mfa/mfa)