Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang mempertimbangkan transfer senjata senilai US$18 miliar (Rp286 triliun) ke Israel, yang akan mencakup puluhan pesawat F-15.
Beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan penjualan 25 pesawat F-15 dari Boeing Co. ke Israel telah ditinjau sejak AS menerima permintaan resmi pada Januari 2023, terjadi jauh sebelum serangan militer Israel selama enam bulan di Gaza. Penjualan ini akan meningkatkan jumlah tersebut menjadi sebanyak 50 F-15.
Mempercepat pengiriman pesawat tersebut merupakan salah satu permintaan utama Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang mengunjungi Washington pekan lalu dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
“Pertimbangan Administrasi-Kongres mengenai kasus F-15 telah dilakukan,” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, menambahkan bahwa beberapa dari empat kantor yang diperlukan untuk menandatangani transfer senjata belum melakukan hal tersebut, seperti dikutip Reuters pada Selasa (2/4/2024).
Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Michael McCaul dilaporkan telah memberikan lampu hijau untuk penjualan F-15 pada 30 Januari.
Paket Israel mencakup 50 pesawat F-15, dan layanan dukungan, pelatihan, pemeliharaan, pemeliharaan, dan dukungan kontraktor selama bertahun-tahun selama siklus hidup jet tersebut, yang biasanya dapat berlangsung hingga dua dekade.
Salah satu sumber mengatakan pemerintahan Biden telah menyatakan dukungannya kepada Israel atas permintaan F-15.
Washington memberikan bantuan militer tahunan sebesar US$3,8 miliar kepada sekutu lamanya, Israel, dan pemerintah sejauh ini menolak seruan untuk mengkondisikan transfer senjata meskipun para pejabat senior AS telah mengkritik Israel atas tingginya jumlah korban jiwa warga sipil di Gaza.
Penjualan ini terpisah dari bantuan senilai US$14 miliar untuk Israel yang telah diminta Biden untuk disetujui Kongres sebagai bagian dari paket belanja tambahan keamanan nasional senilai US$95 miliar yang juga mencakup bantuan untuk Ukraina dan Taiwan.
Saat ini Biden menghadapi tekanan dari mitra asing, kelompok hak asasi manusia, dan beberapa rekan Demokrat di Kongres untuk menerapkan persyaratan pada transfer senjata guna mengendalikan serangan Israel di Gaza yang dikuasai Hamas.
Alhasil Washington telah secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai antisipasi serangan militer Israel di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza di mana banyak warga Palestina berlindung setelah mengungsi akibat serangan Israel di Gaza.
Artikel Selanjutnya
Netanyahu Vs Biden, Israel Tolak AS soal Pengakuan Negara Palestina
(luc/luc)