Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas mengklaim harga beras di pasaran sudah mulai berangsur turun. Bahkan, katanya, harga beras sekarang ini sudah turun hingga Rp3.000 per kg.
Hal itu sebagaimana dia sampaikan dalam Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Idul Fitri 2024 di Komplek Gudang Bulog DKI Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara hari ini, Senin (1/4/2024).
“Harga beras sudah mulai turun, ada yang (turun) Rp3.000, ada yang Rp 2.000, dan ada yang Rp1.000 (per kg). Yang jelas sudah nggak naik. Sudah nggak naik lagi beras,” ujarnya.
Zulhas menyebut harga beras sekarang ini ada yang sudah turun hampir sama dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni HET beras premium, untuk zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi Rp 13.900/kg. Zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras premium sebesar Rp. 14.800/kg.
Sedangkan HET beras medium, untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi telah dipatok di Rp 10.900 per kg. Untuk Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium Rp 11.500 per kg. Zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium adalah Rp 11.800 per kg. HET ini diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras.
Menurut Zulhas, turunnya harga beras sekarang ini seiring dengan sudah masuknya masa panen raya, yang berdasarkan catatannya, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah panen beras sebanyak 3,8 juta ton.
“Sudah panennya 3,8 juta ton, sementara yang diperlukan setiap bulan 2,5 juta ton. Jadi makanya harga sudah turun,” jelas Zulhas.
“Belum lagi stoknya kan banyak di rumah-rumah, gara-gara pileg kemarin banyak yang kasih beras, belum bansos, belum dari Bapanas banyak stoknya. Jadi mudah-mudahan lebaran ini harga bisa terkendali,” sambungnya.
Selain beras, Zulhas mengklaim harga daging ayam ras juga mulai menunjukkan penurunan, yang semula dibanderol Rp43.000 per kg, kini sudah turun ke level Rp40.000 per kg.
“Bahkan, ada yang di bawah Rp40.000 per kg itu di Jawa dan Sumatera yah,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar. Ia menyebut harga daging ayam ras sekarang ini sudah mulai melandai. Hal ini seiring dengan sudah mulai masuk masa panen jagung, sehingga harga pakan ternak mulai terkoreksi.
“Dan daging ayam ras ini sudah melandai tekanan kenaikan harganya di minggu keempat Maret 2024, yang tidak setinggi kenaikan bulan-bulan sebelumnya,” ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Amalia mengatakan, ada dua faktor penyebab harga daging ayam ras tinggi. Pertama, karena faktor bulan Ramadan dan menuju hari raya Idul Fitri. Kedua, efek dari ketersediaan pasokan dan harga pakan ternak yang sempat mengalami kenaikan.
“Di bulan Ramadan ada 2 (dua) faktor yang buat kenaikan harga ayam dan telur ras (naik), yakni selain faktor kenaikan menuju hari raya Idul Fitri, tapi juga karena masih adanya efek dari ketersediaan pasokan pakan ternak, baik dalam bentuk jagung pipilan kering dan pakan lainnya,” jelasnya.
Poduksi pipilan jagung pada bulan Maret kemarin telah mencapai puncak panennya. Maka, seiring dengan meningkatnya suplai jagung, hal itu dapat menekan dan melandaikan harga pakan ternak di pasaran.
“Tapi produksi pipilan jagung mencapai puncaknya di Maret. Seiring dengan meningkatnya suplai produksi jagung, bisa menekan dan melandaikan harga pakan ternak di pasar,” katanya.
Artikel Selanjutnya
Inflasi Beras Menjinak!
(hoi/hoi)