Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 setidaknya ada lima (5) lokomotif yang rontok atau tidak lagi bisa beroperasi akibat kecelakaan di perlintasan sebidang. Ia mengakui bahwa perlintasan sebidang memang kerap memakan korban, termasuk lokomotif itu sendiri.
“Selama tahun 2023, perlintasan sebidang itu sudah merontokkan lebih kurang 5 lokomotif selama kecelakaan di perlintasan sebidang,” ungkap Risal dalam Konferensi Pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Kendati demikian, Risal tak dapat menyebut data pasti pengurangan layanan imbas dari rusaknya lokomotif akibat kecelakaan di perlintasan sebidang. Namun dengan berkurangnya lokomotif yang beroperasi, menurutnya, itu tentu sudah menimbulkan kerugian.
“Kita berkurang lima lokomotif untuk berikan layanan. Sayang banget karena itu akses. Akses kalau sudah rusak, pelayanan juga pasti akan berkurang. Ini yang menjadi tantangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Risal tak menampik soal masalah perlintasan sebidang yang seakan tidak ada habisnya. Katanya, karena saat ini masih ada sekitar 4.000 perlintasan sebidang yang harus dibenahi, dihilangkan atau dinaikkan agar tidak lagi sebidang, serta dilengkapi fasilitas pendukung.
Foto: Suasana proses evakuasi KRL Jakarta-Bogor yang terguling di kawasan Kebon Pedes Bogor, Jawa Barat Minggu malam (10/3/219). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Suasana proses evakuasi KRL Jakarta-Bogor yang terguling di kawasan Kebon Pedes Bogor, Jawa Barat Minggu (10/3). Tiga gerbong kereta yang mengalami anjlok dilakukan evakuasi dengan menggunakan alat berat.Perlintasan KRL di Jalan Kebon Pedes sudah tidak terhalangi oleh KRL. Meski demikian, lalu lintas di perlintasan sebidang itu masih ditutup. Kejadian ini membuat 19 orang mengalami luka-luka, termasuk masinis. Para korban dirawat di RS Salak Bogor, RS Hermina Bogor, RS Siloam Bogor dan RS PMI Bogor. Suasana proses evakuasi KRL Jakarta-Bogor yang terguling di kawasan Kebon Pedes Bogor, Jawa Barat Minggu (10/3). Tiga gerbong kereta yang mengalami anjlok dilakukan evakuasi dengan menggunakan alat berat.Perlintasan KRL di Jalan Kebon Pedes sudah tidak terhalangi oleh KRL. Meski demikian, lalu lintas di perlintasan sebidang itu masih ditutup. Kejadian ini membuat 19 orang mengalami luka-luka, termasuk masinis. Para korban dirawat di RS Salak Bogor, RS Hermina Bogor, RS Siloam Bogor dan RS PMI Bogor.
|
Untuk itu, Risal mengatakan pihaknya akan melakukan pemasangan yellow box dan safety lamp di perlintasan sebidang setelah masa mudik Lebaran ini. Tujuannya, untuk mencegah atau mengurangi angka kecelakaan di perlintasan sebidang.
“Yellow box itu untuk menambah perhatian dari pengemudi angkutan jalan, bahwa lokasi tersebut adalah lokasi yang harus selalu kosong, tidak boleh ada kendaraan di dalamnya yang berhenti,” terang dia.
Sementara pemasangan safety lamp, katanya, akan dipasang pada jarak 2 km hingga 2,5 km dari perlintasan sebidang. Risal menjelaskan, lampu ini nantinya akan dikendalikan oleh seorang penjaga di perlintasan sebidang, dan petugas itu akan menyalakan lampu tersebut ketika terjadi keadaan darurat. Sehingga, kereta api yang tengah melaju akan berhenti tepat sebelum melintasi perlintasan sebidang.
“Kami pasangnya di sekitar 2-2,5 km. (Karena) kereta api kita sekarang kecepatannya 120 km/jam. Pada saat rangkaiannya 10 dengan muatan penuh, dibutuhkan ukuran jarak sekitar 1,8 km hingga 2 km untuk berhenti,” jelasnya.
Adapun alasan fasilitas-fasilitas tersebut baru bisa mulai dipasang setelah masa Lebaran nanti, kata Risal, karena pihaknya saat ini masih butuh melakukan penganggaran. Sedangkan untuk antisipasi terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang di masa mudik Lebaran, Risal meminta Pemerintah Daerah mengerahkan penjaga untuk mengawasi perlintasan sebidang yang dilalui pemudik.
“Kita masih butuh penganggaran, jadi masih ngikutin aturan. Ya memang (dapat kurangi kecelakaan saat mudik) tapi ada regulasi yang harus dipersiapkan,” kata Risal.
“(Untuk masa mudik Lebaran) kami sudah bersurat kepada Gubernur, Walikota, Bupati untuk menugaskan petugasnya baik itu Dishub atau Satpol PP untuk di perlintasan sebidang selama angkutan Lebaran. Mudah-mudahan dengan petugas tersebut kita bisa menghindari kecelakaan di perlintasan sebidang,” pungkasnya.
Artikel Selanjutnya
Libur Aman & Nyaman Saat Nataru Memacu Roda Ekonomi RI
(wur)